OKI, transkapuas.com – Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), H. Muchendi Mahzarekki, menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, terutama di sektor kesehatan. Saat membuka kegiatan Gema Ramadan di RSUD Kayuagung, Jumat (21/3/2025), Bupati mengingatkan seluruh tenaga medis untuk bekerja cepat, ramah, dan sesuai prosedur.
"Saya ingatkan, pelayanan kesehatan harus cepat dan sesuai SOP. Kalau lambat sedikit, masyarakat sekarang langsung bereaksi, terutama melalui media sosial. Maka dari itu, saya harap seluruh tenaga medis bekerja dengan penuh dedikasi," ujar Bupati Muchendi, dikutip dari kanal Kominfo OKI, Jumat (21/3/2025).
Namun, di tengah semangat perbaikan layanan tersebut, penunjukan dr. Roza Maulindra, Sp.OG sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur RSUD Kayuagung justru memicu sorotan. Dr. Roza diketahui masih berstatus ASN junior, sementara di rumah sakit tersebut terdapat banyak tenaga medis senior yang telah lama mengabdi.
PRISMA Pertanyakan Transparansi
Pemerhati Kebijakan Publik dan Masyarakat dari PRISMA, Salim Kosim, mempertanyakan mekanisme penunjukan pimpinan RSUD Kayuagung yang dinilai minim transparansi.
"Penunjukan ASN junior langsung menjadi pimpinan patut dipertanyakan. Apakah sudah ada seleksi terbuka? Jangan sampai ada kepentingan tersembunyi atau pertimbangan politis di balik keputusan ini," tegas Salim Kosim kepada transkapuas.com, Jumat (21/3/2025).
Menurut data internal RSUD Kayuagung, sejumlah tenaga medis senior telah mengabdi selama 15 hingga 20 tahun, bahkan memegang posisi strategis di beberapa unit layanan.
"Penghargaan terhadap tenaga senior harus menjadi pertimbangan. Jika tidak, ini bisa memengaruhi moral pegawai dan kualitas layanan kepada masyarakat," tambah Salim.
PRISMA mendesak Pemkab OKI agar melakukan evaluasi berkala terhadap kinerja direktur baru serta memastikan proses seleksi pimpinan ke depan berlangsung transparan dan akuntabel.
Suara Pegawai Senior: Ada Kekecewaan
Di sisi lain, sejumlah tenaga medis senior di RSUD Kayuagung mulai mengungkapkan rasa kecewa. Salah satu dokter senior yang telah mengabdi lebih dari 18 tahun, mengaku mempertanyakan proses penunjukan tersebut.
"Banyak di antara kami yang sudah puluhan tahun di sini. Tiba-tiba ASN junior dipercaya memimpin tanpa seleksi terbuka atau musyawarah. Ini menimbulkan rasa tidak dihargai," ungkap tenaga medis yang identitasnya disamarkan, Jumat (21/3/2025).
Ia menegaskan bahwa regenerasi dalam organisasi adalah hal wajar. Namun, menurutnya, proses pengambilan keputusan seharusnya melibatkan seluruh pihak secara adil dan terbuka.( Mas Tris)
