Caption : Salim kosim direktur prisma institut Sum sel. |
OKI, transkapuas.com – Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) mengalami defisit anggaran sebesar Rp560 miliar pada awal kepemimpinan Bupati Muchendi – Supriyanto tahun 2025. Kondisi ini dinilai dapat menghambat pembangunan dan pelayanan publik jika tidak ditangani dengan strategi fiskal yang tepat.
Dikutip dari tribun (18/01),Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) OKI, Ir. H. Mun’im, merincikan bahwa total belanja daerah pada 2025 mencapai Rp2,58 triliun, dengan pendapatan daerah sebesar Rp2,25 triliun dan pembiayaan Rp49,16 miliar. Sementara itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih rendah, hanya Rp288,81 miliar", Ujar nya
Menanggapi kondisi ini, Direktur Prisma Institute Sumsel, Salim Kosim, menilai Pemkab OKI perlu segera menyusun strategi fiskal yang jelas untuk menekan defisit. Ia menekankan pentingnya optimalisasi PAD dan efisiensi belanja daerah.
“Pemkab OKI harus serius dalam meningkatkan PAD. Sumber-sumber pendapatan yang potensial perlu dieksplorasi lebih jauh, terutama dari sektor pajak dan retribusi daerah,” ujar Salim Kosim saat diwawancarai, Senin (3/2).
Selain itu, alumni universitas terbuka ,menyarankan langkah-langkah strategis jangka pendek, seperti mengurangi program yang kurang prioritas dan meningkatkan efisiensi belanja. “Pemerintah harus memastikan belanja daerah berjalan efektif. Program yang tidak berdampak langsung pada masyarakat perlu dievaluasi,” tambahnya.
Untuk solusi jangka menengah dan panjang, Salim Kosim menyarankan reformasi sistem pajak dan retribusi serta diversifikasi ekonomi lokal agar tidak terlalu bergantung pada dana transfer dari pusat.
Hingga berita ini ditulis, Pemkab OKI masih mengkaji berbagai strategi untuk mengatasi defisit anggaran. Bupati Muchendi – Supriyanto diharapkan dapat mengambil langkah konkret guna menjaga stabilitas fiskal daerah ( mas Tris)