Fhoto ; PJ bupati OKI Asmar Wijaya bersama ketua KUD bina sejahtera dan petani saat panen perdana. |
OKI, transkapuas.com – Suasana penuh kebahagiaan menyelimuti para petani kelapa sawit di Kecamatan Mesuji Raya, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Ratusan hektare perkebunan kelapa sawit hasil program replanting Sawit Rakyat (PSR) tahun 2020 kini telah membuahkan hasil.
Program PSR merupakan inisiatif pemerintah pusat melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), yang dipercepat pelaksanaannya oleh Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten OKI. Dukungan tersebut mencakup pengukuran GIS, verifikasi, hingga pendampingan kepada kelompok tani penerima manfaat.
Merayakan panen perdana, para petani mengundang Pj. Bupati OKI, Asmar Wijaya, untuk menghadiri acara di Kebun KUD Bina Sejahtera, Desa Kerta Mukti, Kecamatan Mesuji Raya, Kamis (19/12/2024).
Dalam sambutannya, Pj. Bupati OKI, Asmar Wijaya, mengapresiasi keberhasilan program PSR di OKI yang menjadi salah satu replanting sawit rakyat terluas di Indonesia.
“Replanting sawit rakyat ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo untuk memprioritaskan petani. Pemerintah terus berkomitmen memberikan perhatian serius kepada petani plasma,” ujar Asmar.
Ia juga mendorong seluruh pemangku kepentingan, termasuk perusahaan perkebunan dan perbankan, untuk terus mendukung petani demi peningkatan kesejahteraan mereka.
Ketua KUD Bina Sejahtera, H. Azhar, SP, mengungkapkan bahwa keberhasilan panen ini tidak lepas dari dukungan pemerintah dan pendampingan dari PT Sampoerna Agro.
“Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah, khususnya Dinas Perkebunan dan Peternakan OKI. Dengan biaya replanting mencapai Rp60 juta per hektare, kami tidak akan mampu tanpa bantuan ini,” jelasnya.
Ia menambahkan, keberhasilan panen juga didukung penggunaan bibit unggul serta penerapan praktik pertanian yang baik.
Keberhasilan panen juga dipengaruhi oleh penggunaan pupuk organik yang dikembangkan KUD Bina Sejahtera. Pupuk tersebut diolah dari limbah kelapa sawit dan kotoran ternak, sehingga mampu menekan biaya produksi hingga 50 persen.
“Pengolahan pupuk ini kami lakukan sendiri menggunakan tandan kosong, limbah cair, dan bahan lainnya melalui proses fermentasi. Hasilnya, tandan buah segar (TBS) lebih besar dan masa panen lebih cepat,” ujar H. Azhar.
Selain meningkatkan kesejahteraan petani, program replanting ini juga menciptakan peluang kerja bagi masyarakat setempat, termasuk remaja putus sekolah.
“Ratusan pekerja, mulai dari tukang panen hingga sopir truk, mendapatkan penghasilan tetap. Bahkan, kami menyediakan rumah lengkap dengan listrik dan air untuk penjaga kebun,” ungkap H. Azhar.
Unit pengolahan pupuk juga memberikan tambahan pendapatan bagi warga. Limbah ternak dan air cucian beras dihargai untuk bahan pupuk cair.
Ke depan, H. Azhar berharap pemerintah dapat mendampingi proses perizinan produksi pupuk organik agar hasilnya dapat dimanfaatkan oleh petani di daerah lain.
“Saat ini pupuk hanya untuk kebutuhan anggota kami. Dengan izin produksi, kami berharap bisa meningkatkan skala produksi dan membantu lebih banyak petani,” pungkasnya.(Mas Tris)