Notification

×

HUT RI pemda

HUT RI pemda

Gawai Dayak (Pemda)

Gawai Dayak (Pemda)

Gawai Dayak (DPRD)

Gawai Dayak (DPRD)

Paus Fransiskus Serukan Perdamaian Untuk Palestina

Rabu, 04 September 2024 | 21.50.00 WIB Last Updated 2024-09-04T14:50:06Z
Foto: Paus Fransiskus bersama presiden Republik Indonesia, Joko Widodo


Jakarta, transkapuas.com - Presiden RI Joko Widodo mengapresiasi seruan perdaiaman yang dilakukan oleh Kepala Negara Vatikan sekaligus Pemimpin Katolik Dunia Paus Fransiskus atas konflik yang terjadi di Palestina. 


Jokowi mengaku sangat menghargai seruan perdamaian Paus Fransiskus atas dukungan terhadap Palestina dan solusi dua negara. 


"Saya mengapresiasi, sangat menghargai sikap Vatikan yang terus menyuarakan dan menyerukan perdamaian di Palestina dan mendukung two state solution (solusi dua negara). Karena perang tidak akan menguntungkan siapa pun. Perang hanya akan membawa penderitaan dan kesengsaraan masyarakat kecil," kata Jokowi saat menerima kunjungan Paus Fransiskus di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/9/2024). seperti dilansir pada kanal YouTube Sekertariat Presiden. 


 "Kita ketahui bersama konflik dan perang terjadi di berbagai belahan dunia termasuk di Palestina yang telah menelan lebih dari 40.000 korban jiwa," imbuhnya. 


Jokowi juga mengajak Paus Fransiskus untuk merayakan perbedaan agar dapat saling menerima dan memperkuat toleransi, sehingga dapat terwujudnya dunia yang lebih baik untuk seluruh umat manusia. 


"Marilah kita rayakan perbedaan yang kita miliki Marilah kita saling menerima dan memperkuat toleransi untuk mewujudkan perdamaian untuk mewujudkan dunia yang lebih baik bagi seluruh umat manusia," katanya.


Seperti dilansir BBC, Paus Fransiskus telah menyerukan perdamaian untuk Palestina saat Misa Paskah di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, pada 31 Maret 2024. Paus Fransiskus menyampaikan seruan itu di hadapan 80.000 umat Katolik yang hadir. 


 "Tidak menyerah pada logika senjata dan persenjataan. Perdamaian tidak pernah terwujud dengan senjata, tetapi dengan tangan terentang dan hati terbuka," katanya. 


"Betapa banyak penderitaan yang kita lihat di mata mereka. Dengan mata itu, mereka bertanya kepada kita: Mengapa? Mengapa semua kematian ini? Mengapa semua kehancuran ini? Perang selalu merupakan absurditas dan kekalahan," tambahnya. 


(Tim)

×
Berita Terbaru Update