Sintang,transkapuas.com - Seorang wanita muda berinisial YL (17) asal Desa Tanjung Baung, Kecamatan Ketungau Hilir diduga meninggal dunia disalah satu tempat hiburan malam di Kota Sintang pada Senin dini hari 17 Juli 2023 lalu.
Belum diketahui secara pasti penyebab korban meninggal dunia. Namun menurut keterangan RS Anugerah Bunda Jaya tempat korban dirujuk, pada saat sampai kerumah sakit, kondisinya sudah tidak sadarkan diri.
“Dapat kita pastikan diruangan IGD pasien sudah meninggal, waktu sampai sudah tidak sadarkan diri,” ucap Humas RS Anugerah Bunda Jaya, Ari Satriyo.
Ia menyebut, indikasi korban meninggal dunia belum dapat dipastikan, tetapi saat sampai dirumah sakit, korban sudah tidak sadarkan diri.
“Kalau lebam, tidak ada kita dapatkan ya, namun pada saat dirumah sakit pasien sudah tidak sadarkan diri dan dipastikan sudah meninggal, karena berdasarkan diagnosa dokter dia meninggal pada saat perjalanan,” jelasnya.
Salah satu paman korban, Herdison Thomas mengatakan pihak keluarga kurang menerima kondisi korban meninggal seperti itu, karena tanpa kejelasan yang jelas.
“Jadi kayaknya ada yang disembunyikan ya, maka kami minta diperjelas, dari kami pihak keluarga belum puas lah. Maka kita minta kasusnya diungkap sebenar-benarnya, jangan ada rekayasa yang gimana-gimana, karena ini meninggalnya sangat tidak wajar,” pinta dia.
Ia mengatakan, informasi awal yang diterima oleh pihak keluarga, korban ngeroom di salah satu tempat hiburan malam dan pukul 03 dinihari korban dilarikan kerumah sakit.
“Sampai saat ini dari pihak hiburan malam juga tidak ada menjelaskan penyebabnya dia meninggal,” tuturnya.
Ia menjelaskan keluarga menolak otopsi pada awalnya, karena dikatakan pihak rumah sakit biayanya mencapai 20 juta.
“Dalam posisi panik juga, mungkin mereka binggung dapat duit darimana, katanya biaya rumah sakit pun kawan wanita berinisial S yang ngurusnya, saya juga tidak tau kawannya yang mana, kami juga menyesalkan kata-kata dari si S yaitu jangan sampai ketahuan polisi, padahal S ini sepupunya,” ungkap dia.
Terkait otopsi yang dijanjikan oleh pihak Kepolisian pada hari ini, dirinya akan berusaha melakukan mediasi dengan keluarga.
“Kita akan mediasi, karena mereka yang punya kapasitas, tapi kalau otopsi dilakukan dikampung dapat kita pastikan 90 persen bisa. Pasalnya jenazah korban kita ada lihat beberapa kejanggalan seperti memar dimuka, dileher didada dan dilengan,” beber Thomas.
Ketua Keluarga Ketungau Bersatu Maju, Andreas mengatakan bahwa dirinya baru mengetahui ada kejadian yang tidak wajar di salah satu hotel yang ada di Kota Sintang pada tadi pagi.
“Menurut saya ini tidak bisa dibiarkan, karena kasus kematian yang sangat janggal, saya bilang sama keluarga, jangan takut nanti saya pasang badan, jadi kita minta pihak aparat untuk dapat memproses kelima oknum laki-laki yang ikut dia ngeroom,” pinta Andreas.
Kemudian dia juga meminta agar si S sepupunya korban dapat ditahan dalam jangka waktu 1 x 24 jam.
“Kalau dia menghalangi penegakan hukum dalam menyelidiki kasus ini agar cepat ditahan, karena berdasarkan informasi yang saya dapat S ini yang bermain,” ujarnya.
Oleh sebab itu, dia meminta pihak kepolisian jangan gentar, karena orang yang menghalangi penyelidikan artinya melanggar hukum.
“Tangkap S secepatnya, kami juga harap dalam tempo dalam satu minggu ini ada perkembangan yang cukup signifikan,” harapnya.
Sementara itu, Kapolres Sintang AKBP Dwi Prasetyo Wibowo mengatakan dirinya sudah meminta kepada Kasat Reskrim untuk segera menindaklanjuti, supaya meninggalnya seseorang ini mendapat kejelasan.
“Mudah-mudahan nanti, setelah Kasat Reskrim bekerja ada titik terang terhadap permasalahan yang terjadi,” ucap Kapolres.
Ia juga mengatakan sampai saat ini belum diketahui penyebab korban meninggal dunia.
“Masih dalam penyelidikan, nanti kita kabari jika sudah ada perkembangan,” pungkasnya.(Ed/Tim).