SEKADAU-TRANSKAPUAS.COM - Menanggapi pemberitaan tentang keruhnya air Sungai Sekadau yang di tuding akibat kegiatan Pertambangan Tanpa Izin (PETI) di daerah hulu aliran sungai.
Dari hasil penelusuran kami keruhnya air sungai Sekadau tidak disebabkan oleh kegiatan PETI, namun limbah dari aktifitas perusahaan Kelapa Sawit lebih dominan, yang berdampak langsung terhadapku keruhnya air Sungai. Seperti yang di tuduhkan oleh oknum tertentu.
"Setelah kami melakukan penelusuran di bantaran sungai Sekadau, ternyata keruhnya air bukan karna kegiatan PETI, namun ada pembukaan lahan oleh pihak perusahaan perkebunan," kata Handi wakil ketua DPRD kabupaten Sekadau kepada media ini, Rabu (01/03/2023) melakukan pesan singkat.
Jangan sampai kata dia lagi, keruhnya air sungai Sekadau selalu dikaitkan dengan kegiatan PETI, padahal tuduhan seperti itu belum tentu kebenarannya.
Keruhnya air secara temporer bisa juga diakibatkan tingginya curah hujan sehinga, lumpur dari darat meluncur ke sungai,maka keruhlah air sungai.
Ia juga meminta jika,air keruh jangan selalu mudah mengambilnya kesimpulan bahwa itu pasti karena kegiatan PETI. Itu artinya, seolah Pemerintah dan Aparat penegak hukum melaku pembiaran, padahal ketika di cek kelapangan kegiatan tersebut tidak ada.
"Artinya, bukan PETI dong penyebabnya," kata Handi.
Ia menyarankan, jika melihat air keruh sebaiknya jangan langsung menuduh karena kegiatan PETI. Masih banyak penyebabnya lain, Misalnya pembukaan lahan kelapa Sawit dan aktifitas pembukaan jalan di lokasi Perkebunan kelapa Sawit, semua itu bisa menjadi pemicu keruhnya air sungai.
"Saya mengajak semua masyarakat Sekadau, mari kita berfikir secara normatif agar tidak memunculkan suasana yang tidak nyaman di kabupaten Sekadau yang kita cintai ini," katanya.
"Yang perlu kita pikirkan sekarang adalah, bagaimana kita rekan-rekan para politikus untuk mencari terobosan bagaimana mensejahterakan masyarakat kabupaten Sekadau," ajaknya.
Ia yakin masyarakat juga bisa berpikir jernih melihat setiap isu dan persoalan, agar tidak main tuduh secara serampangan sehinga, akan memunculkan gesekan karena saling curiga antar satu dengan yang lainnya.
"Saya yakin pola pikir mereka sudah maju, sehingga mereka pasti tidak mudah terpancing oleh giringan opini yang kurang menguntungkan," kata Handi (tim)