Ilustrasi Ibu Hamil disuntik vaksin. Foto: Alodoktor |
Dr Ari Kusuma Januarto, SpOG (K) -Obginsos selaku Ketua Perhimpunan Ahli Obstetri dan Ginekologi Indonesia (PP POGI) mengatakan meski data pengaruh imunogenisitas ibu hamil dan menyusui terhadap Vaksin Covid-19 masih terbatas, secara teori, kehamilan tidak mengubah khasiatnya vaksin.
Namun, hal ini membutuhkan penelitian lebih lanjut. Berdasarkan data tersebut, dapat terjadi transfer IgG dari ibu ke fetus sehingga dapat memberikan imunitas pasif pada neonatus.
Saat ini belum ada data ilmiah mengenai efektivitas atau potensi bahaya pemberian vaksin Covid-19 bagi ibu hamil dan menyusui.
Karena menurut prevalensi pembuatan dan penelitian vaksin baru, ibu hamil dan menyusui tidak termasuk dalam penelitian tahap 1, 2, dan 3, sehingga tidak ada data khusus untuk ibu hamil dan menyusui mengenai efektivitas vaksin maupun aspek keamanan.
Coronavac / sinovac adalah vaksin inactivated, berbasis RNA virus; subunit protein; atau vektor virus, tidak dapat mereplikasi dibandingkan dengan vaksin lain yang sejenis seperti vaksin tetanus, difteri, influenza.
Jadi secara umum vaksin jenis ini aman, dapat memberikan perlindungan pasif bagi neonatus, dan tidak berhubungan dengan keguguran dan / atau kelainan kongenital.
Namun studi keamanan vaksin di Indonesia dan Turki tidak melibatkan ibu hamil, sehingga tidak ada data mengenai efek teratogeniknya.
“POGI mendorong terlaksananya service based research yang melibatkan ibu hamil dan menyusui fase 3, khususnya di kalangan tenaga kesehatan sesuai anjuran World Health Organization (FIGO dan WHO). Apalagi ibu hamil dan menyusui termasuk dalam kategori populasi yang rentan tertular infeksi. virus ini, "kata dr Ari melalui keterangan resminya, Sabtu.
Sejumlah badan dunia, organisasi profesi, lembaga kesehatan nasional dan internasional terkait vaksin COVID-19 yang memiliki reputasi terpercaya telah mengeluarkan rekomendasi terkait vaksinasi bagi ibu menyusui, diantaranya "Strategic Advisory Group of Experts of Experts on Immunization (SAGE) from the World Organisasi Kesehatan (WHO) atau SAGE - WHO, Saran terbaru tentang vaksinasi COVID-19 pada kehamilan dan wanita yang sedang menyusui dari Royal College of Obstetricians & Gynecologists (RCOG) ".
Berdasarkan hal tersebut, POGI juga merekomendasikan vaksinasi untuk ibu hamil belum direkomendasikan hingga saat ini karena penelitian yang ada belum melibatkan ibu hamil, sedangkan ibu menyusui diperbolehkan untuk divaksinasi selama tidak ada kontraindikasi.
Wanita hamil dan menyusui termasuk populasi rentan yang harus dilindungi dengan mematuhi protokol 3M dan suami atau anggota keluarga dewasa di rumah segera divaksinasi.
Bagi wanita yang berencana mengikuti program kehamilan, disarankan untuk menunda kehamilannya hingga mendapatkan vaksinasi Covid-19. Penundaan program kehamilan dapat dilakukan maksimal 1 bulan (4 minggu) setelah menerima vaksinasi Covid-19 terakhir, untuk menghindari KIPI (tindak lanjut pasca imunisasi).
Bagi wanita yang sedang melakukan vaksinasi lain, dan diharapkan dapat dicapai titer yang tinggi dalam waktu yang singkat, disarankan untuk melengkapi vaksinasi terlebih dahulu, kemudian melakukan vaksinasi Covid-19. Pemberian vaksin lain, kemudian yang bersifat booster, dapat ditunda setelah vaksinasi Covid-19 selesai.
Namun, Dr. Ari menegaskan, ada kemungkinan akan ada perubahan rekomendasi ini di masa mendatang, karena dinamika perkembangan Covid-19 dan penemuan bukti ilmiah terkini.
Hal ini sejalan dengan International Federation of Obstetrics and Gynecology (FIGO) yang sangat menekankan pelibatan ibu hamil dan menyusui dalam fase 3 penelitian vaksin Covid-19 untuk semua produsen vaksin Covid-19.
Oleh: Antara